Penulis Druze Sebut Suriah Selatan Dipenuhi Pembantaian
Penulis Druze yang mengikuti langsung kekerasan di wilayah selatan Suriah, terutama di Sweida, menyebut konflik ini bukan lagi pertempuran—melainkan pembantaian brutal. Dia menegaskan bahwa lusinan hingga ratusan korban sipil, termasuk keluarga dan anak-anak, ditemukan tewas dengan tembakan ke kepala di jalanan
Relevant news on Druze conflict
Syria’s Druze find bodies in the streets while searching for loved ones after days of clashes

‘Shot in the head, as if executed’: four days of violence end with hundreds dead in southern Syria

Syria’s Sharaa vows to protect Druze rights as ceasefire holds
.
Penulis Druze Ungkap Eksekusi Massal di Sweida
Wartawan muda itu menyatakan ada pola eksekusi massal selama beberapa hari. Banyak tubuh mengerikan ditemukan di jalan dan rumah. Dia menyebut kondisi ini sebagai “chaos killings” yang sama sekali bukan akibat pertempuran biasa, melainkan pilihan sistematis untuk membunuh kelompok komunitas . Fakta ini sangat mengejutkan karena dulunya detik-detik eksekusi semacam ini dianggap mustahil di era modern.
Dampak Psikologis dan Trauma Komunitas Druze
Wartawan yang juga bagian dari komunitas itu menjelaskan bahwa anggota masyarakat kini hidup dalam ketakutan ekstrem. Mereka tersebar di perbatasan, mengurung diri di rumah, dan cemas akan tindakan lebih lanjut. Seorang wanita di Dubai bahkan mendengar kabar saudaranya dieksekusi di jalan oleh sniper hanya karena keluar rumah . Ini semua menggambarkan betapa parahnya tekanan mental yang tengah dialami komunitas Druze.
Siapa Pelaku Pembantaian Itu?
Menurut penulis Druze, muncul bukti kuat bahwa pasukan pemerintah atau milisi pro-regime terlibat secara langsung dalam eksekusi penuh kebrutalan. Tak hanya itu, kelompok Bedouin juga disebut sebagai pelaku dalam rivalitas sektarian. Observatorium HAM menyebut lebih dari 80 sipil Druze tewas, banyak karena ditembak berkali-kali di kepala . Ini bukan insiden sporadis, tapi tindakan hati dingin.
Penulis Druze: Dunia Harus Respons Sekarang
Penulis itu mengingatkan agar dunia tak diam. Ia meminta PBB, Uni Eropa, dan AS merespons cepat dengan investigasi dan perlindungan hak asasi untuk saudaranya. Pernyataan tegas soal pelanggaran HAM harus segera ditegakkan tanpa kompromi. Karena kalau dicuekin, kekerasan ini bisa jadi preseden baru untuk genosida minoritas di masa depan .
Siapa Penulis Druze Itu?
Identitasnya tidak dipublikasikan penuh demi keamanan. Namun dia dikenal di kalangan Druze sebagai jurnalis yang aktif melaporkan kondisi lokal pasca-rezim Assad. Dia menulis artikel-artikel di situs komunitas Druze dan Liputan langsung dari lokasi konflik. Pengetahuannya tentang pola militer-lokal jadi dasar analisis yang tajam.
Reaksi Komunitas Internasional
Seruan Penulis Druze mendapat dukungan cepat dari lembaga HAM dan pemerintah Barat. PBB menyatakan keprihatinan mendalam atas laporan ini. AS, Turki, dan Arab Saudi disebut telah membantu proses gencatan meski masih rapuh . Namun belum ada investigasi independen mendalam.
Penulis Druze: Apa Langkah Selanjutnya?
Dia menyarankan tiga langkah mendesak: verifikasi faktual dengan tim independen, sanksi terhadap pelaku militer, dan bantuan kemanusiaan untuk korban. Tanpa tindakan nyata, penindasan ini bisa meluas ke daerah minoritas lain. Penulis Druze ini berharap pesan tegasnya diteruskan pada publik dan pembuat kebijakan global.
Harapan Meski Suriah Terancam
Meski kondisi mengerikan, penulis Druze tetap optimis. Ia percaya kekuatan komunitas, solidaritas internasional, dan keberanian jurnalis lokal bisa menjadi cahaya harapan. Gencatan senjata baru, pelindung sipil, dan akses kemanusiaan pun dianggap langkah-langkah awal yang vital.
Laporan Penulis Druze Bikin Dunia Terdiam
Penulis Druze mengungkap wajah gelap konflik di selatan Suriah: bukan perang biasa, tapi pembantaian sistematis. Ia memanggil dunia untuk bertindak tegas, segera, dan berani. Kalau kamu peduli soal keadilan dan ingin update lebih lanjut soal perjuangan minoritas di Suriah, artikel ini wajib kamu simak. Ayo, sebarkan kesadaran dan dukung aksi nyata!